Teknologi terbaru dalam konsultasi bangunan mencakup penerapan Building Information Modeling (BIM) dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam industri konstruksi.
- Penerapan Building Information Modeling (BIM) memungkinkan pembuatan desain bangunan menggunakan prinsip model 3 dimensi yang dikerjakan secara digital dengan teknologi komputasi tertentu. Pemerintah Indonesia telah mewajibkan penerapan teknologi BIM untuk perancangan bangunan gedung negara di atas dua lantai dengan kriteria luas di atas 2000 m2. Namun, adopsi BIM di Indonesia masih rendah karena kekurangan tenaga ahli BIM, perlu perubahan budaya, dan kurangnya pengetahuan pelaku konstruksi tentang BIM.
- Selain itu, kecerdasan buatan (AI) juga telah mulai diterapkan dalam industri konstruksi. Perusahaan konsultan dan kontraktor yang menggunakan teknologi AI dalam proyek konstruksi dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pembangunan, mengurangi risiko, dan memastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai dengan anggaran. Dengan demikian, teknologi terbaru dalam konsultasi bangunan meliputi penerapan BIM dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kecepatan dalam proses konstruksi.
Penerapan Building Information Modeling (BIM) memengaruhi pekerjaan konsultan bangunan dengan cara sebagai berikut:
- Mempermudah Perencanaan dan Perancangan: Penggunaan teknologi BIM mempermudah tahapan perencanaan dan perancangan bagi konsultan dan kontraktor. BIM memungkinkan integrasi informasi dari berbagai disiplin ilmu dalam satu pemodelan 3D, sehingga memudahkan pemahaman terhadap rencana gambar yang akan dibangun.
- Menghemat Waktu, Biaya, dan Tenaga Kerja: Penerapan BIM memungkinkan penghematan waktu pengerjaan, biaya, dan tenaga kerja. Dengan menerapkan metode BIM, baik developer, konsultan maupun kontraktor mampu menghemat waktu pengerjaan, biaya yang dikeluarkan serta tenaga kerja.
- Mendorong Terintegrasinya Antara Stakeholder: BIM merupakan paradigma baru bagi para pelaku di industri konstruksi, yang dapat mendorong terintegrasinya antar stakeholder, termasuk konsultan bangunan, dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi.
Adapun Kecerdasan Buatan (AI) memiliki berbagai manfaat dalam industri konstruksi, termasuk konsultasi bangunan. Berikut adalah beberapa manfaat kecerdasan buatan (AI) dalam industri konstruksi:
- Meningkatkan Efisiensi: AI dapat digunakan untuk menganalisis data proyek konstruksi, memprediksi kebutuhan material, dan mengoptimalkan alur kerja, sehingga meningkatkan efisiensi keseluruhan dalam proyek konstruksi.
- Peningkatan Desain Bangunan: AI dapat membantu konsultan bangunan dalam merancang bangunan yang lebih baik dengan menganalisis data dan memberikan rekomendasi desain yang lebih efisien dan inovatif.
- Pengelolaan Risiko: AI dapat digunakan untuk menganalisis risiko proyek konstruksi, termasuk identifikasi potensial konflik desain, perencanaan sumber daya, dan manajemen risiko keselamatan, sehingga membantu konsultan dalam mengelola risiko proyek dengan lebih baik.
- Pemantauan Proyek: AI dapat digunakan untuk memantau proyek konstruksi secara real-time, mengidentifikasi potensi masalah, dan memberikan rekomendasi perbaikan, sehingga membantu konsultan dalam mengelola proyek dengan lebih efektif.
Building Information Modeling (BIM) dan Artificial Intelligence (AI) adalah dua teknologi berbeda yang sering digunakan dalam industri konstruksi. Berikut perbedaan utama antara BIM dan AI:
1. Membangun Pemodelan Informasi (BIM):
– BIM adalah proses yang melibatkan pembuatan dan pengelolaan representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional suatu bangunan atau struktur. Hal ini memungkinkan integrasi informasi dari berbagai disiplin ilmu ke dalam satu model 3D, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang rencana konstruksi dan memungkinkan pengelolaan data konstruksi sepanjang siklus hidup bangunan.
– BIM digunakan untuk tugas-tugas seperti memvisualisasikan komponen bangunan, mensimulasikan proses konstruksi, dan mengoptimalkan kinerja bangunan. Ini adalah alat yang berharga bagi arsitek, insinyur, dan profesional konstruksi untuk berkolaborasi dan membuat keputusan sepanjang siklus hidup proyek.
2. Kecerdasan Buatan (AI):
– AI melibatkan pengembangan sistem komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti persepsi visual, pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan terjemahan bahasa. Dalam konteks konstruksi, AI dapat digunakan untuk tugas-tugas seperti analisis prediktif, manajemen risiko, dan otomatisasi proses konstruksi tertentu.
– Teknologi AI, termasuk pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam, dapat menganalisis kumpulan data besar untuk mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan mengoptimalkan berbagai aspek operasi konstruksi. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan jadwal konstruksi, memprediksi kebutuhan pemeliharaan peralatan, dan meningkatkan protokol keselamatan di lokasi konstruksi.
Singkatnya, meskipun BIM berfokus pada pembuatan dan pengelolaan representasi digital dari karakteristik bangunan, AI mencakup serangkaian teknologi yang lebih luas yang memungkinkan sistem komputer melakukan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan mirip manusia. BIM dan AI memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi, pengambilan keputusan, dan manajemen proyek secara keseluruhan dalam industri konstruksi.
Sumber :
[1] https://journal.untar.ac.id/index.php/jmts/article/view/6305/4298
[2] https://simantu.pu.go.id/epel/edok/29a17_MODUL_3-PRINSIP_DASAR_SISTEM_TEKNOLOGI_BIM.pdf
[3] https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/737/504
[4] https://civil-eng.binus.ac.id/2019/10/19/penerapan-building-information-modeling-bim/
[5] https://binakonstruksi.pu.go.id/publikasi/karya-tulis/ditjen-bina-konstruksi-dorong-penerapan-teknologi-pemodelan-informasi-bangunan-building-information-modelling-bim-untuk-dukung-inovasi-sektor-konstruksi/
[6] https://binakonstruksi.pu.go.id/publikasi/karya-tulis/ditjen-bina-konstruksi-dorong-penerapan-teknologi-pemodelan-informasi-bangunan-building-information-modelling-bim-untuk-dukung-inovasi-sektor-konstruksi/
Editor : ATHAYA VELMA SYAKIRAH