Perencanaan konstruksi adalah tahapan penting dalam manajemen proyek konstruksi yang melibatkan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
- Perencanaan (planning)
Tahap ini meliputi penyusunan rencana bersama tenaga ahli, pertimbangan kebutuhan dan lokasi, persiapan ruang lingkup kerja, hingga pembuatan estimasi biaya dan waktu.
- Perancangan (design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan desain secara mendetail sesuai keinginan pemilik proyek. Tim perencana harus mampu mengembangkan ikhtisar proyek sampai akhir, memeriksa masalah teknis, hingga mengajukan persetujuan akhir pada pemilik proyek.
- Pelaksanaan (execution)
Tahap ini meliputi pengadaan bahan dan tenaga kerja, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan dan pengendalian kualitas, serta pengendalian biaya dan waktu.
- Pemeliharaan (maintenance):
Tahap ini meliputi perawatan dan pemeliharaan bangunan setelah selesai dibangun.
- Perizinan dan Persetujuan (Permits and Approvals):
Sebelum memulai konstruksi, proyek harus mendapatkan semua izin dan persetujuan yang diperlukan dari otoritas yang berwenang. Ini termasuk izin lingkungan, izin bangunan, dan persetujuan tanah.
- Pengadaan Sumber Daya (Resource Procurement):
Pada tahap ini, semua sumber daya yang diperlukan untuk proyek, seperti tenaga kerja, material, peralatan, dan subkontraktor, harus dipersiapkan dan dikontrakkan sesuai dengan rencana.
- Pengendalian Risiko (Risk Management):
Pengendalian risiko adalah proses identifikasi, evaluasi, dan mitigasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi proyek. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah atau keterlambatan selama konstruksi.
8. Studi Kelayakan (Feasibility Study):
Tahap ini adalah awal dari perencanaan konstruksi. Pada tahap ini, dilakukan penilaian apakah proyek konstruksi tersebut layak dari segi ekonomi, teknis, sosial, dan lingkungan. Hasil dari studi kelayakan akan menentukan apakah proyek harus dilanjutkan atau tidak.
9. Perencanaan Konsep (Conceptual Planning):
Pada tahap ini, ide-ide awal proyek dikembangkan menjadi konsep yang lebih jelas. Hal ini melibatkan identifikasi kebutuhan, tujuan, dan visi proyek, serta penentuan lokasi, ukuran, dan fungsi bangunan atau infrastruktur yang akan dibangun.
Dalam perencanaan konstruksi, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, antara lain penyusunan rencana kasar sesuai estimasi biaya, prediksi manfaat, dan pertimbangan kebutuhan dan lokasi[2]. Selain itu, konsultan perencana juga memiliki beberapa wewenang, seperti membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman bagi pelaksana proyek, membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek, memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke dalam desain bangunan, dan mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi[6].
Baca artikel lainnya di : Artikel
Citations:
[1] https://eticon.co.id/perencanaan-proyek/
[2] https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/forum/discuss.php?d=8061
[3] https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/perencanaan-konstruksi
[4] https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/198703292009121001/post/20191125162111__F__Proper_Akhir_Fani_03.pdf
[5] http://repo.unhi.ac.id/jspui/bitstream/123456789/186/1/METODE%20PERENCANAAN%20DAN%20PENGENDALIAN.pdf
[6] https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/13/konsultan-perencana-konstruksi/
